(
S.O.T. chapter 3 : General Alexis of hasburg )
Malam
itu, dipenghujung akhir musim gugur, raja Roman Cliff merayakan pesta ulang tahun anaknya, Ren
Cliff. Kini puteri raja tak terasa sudah melalui tujuh belas kali musim gugur,
usia diamana seorang gadis mulai nampak kecantikanya. Rakyat Theodor merayakanya
dengan bersukacita, mereka memohon pada dewa yang menguasai Theodor mountain
agar puteri Ren Cliff selalu
diberkati dan kelak akan melahirkan anak yang mewarisi kebajikan raja Roman
Cliff. Namun tiba tiba seseorang datang
sambil memegang leher salah seorang pasukan penjaga Theodor, “inikah sambutanmu padaku, harusnya kau
menyambutku dengan seorang Khuzack yang lebih hebat”. Orang orangpun
ketakutan, bagaimana mungkin orang luar ini bisa mengalahkan penjaga Theodor
dengan mudah dan menyeretnya seperti anjing. “Lepaskanlah dia, dia hanyalah
anak busngsu kecilku” pinta raja Roman Cliff pada orang asing tadi. “Baiklah tapi tebus dia
dengan lehermu” orang asing tadi tak segan segan. “Jangan Rajaku, biarkan aku
mati, suatu kehormatan bisa mati melindungi tuan” Ean Khuzack meronta.
Namun raja Roman Cliff bertindak lain, dia melepas baju zirahnya dan
menyodorkan lehernya “Ean anaku, aku hanyalah orang tua, nyawa seorang pemuda Theodor
jauh lebih berharga”. Sementara itu
Ren Cliff mulai meneteskan airmatanya “ayah”. Ean Khuzack dan
rakyat Theodor yang melihat peristiwa itupun menangis sesegukan seraya
berdo’a “God blesses my lord, God
blesses mylord” . Namun keajaiban terjadi, orang asing tadi malah melepaskan
Ean dan bersusjud “hormatku jenderal Alexis
Dexanus dari negeri Hasburg pada raja Roman Cliff yang agung”.
“Maafkan atas kelancangku tuan, saya hanya ingin memastikan apakah saya tidak
salah dalam misi saya, agar saya menyerahkan sesuatu dari raja Hasburg
kepada raja Roman Cliff yang bijak
secara langsung ” jenderal Alexis Dexanus masih enggan untuk bangun dari sujudnya
meski raja telah mempersilakanya untuk berdiri.
Didalam
ruang pribadi raja, jenderal Alexis Dexanus berbicara empat mata dengan raja Roman
Cliff. “Hasburg adalah negeri yang indah, rumah dari para kesatria, dari
sana lahir orang orang besar, tempat dimana seekor kucing dapat merubah
nasibnya menjadi harimau” raja Roman Cliff membuka pembicaraan. “Hasburg
memang indah namun tak cukup mampu menyilaukan mata orang Theodor, bagi
Theodor, Hasburg hanyalah batu hitam yang tak berkilau” jenderal Alexis
Dexanus membalas pujian sang raja. Meski baru bertemu dan berbincang sejenak,
jenderal Alexis Dexanus sudah jatuh hati pada kharisma dan keramahan raja
Theodor. “Ini adalah peti Kanz of
Xavor, hadiah dari raja Calejon Armora dari negeri Geledhon pada raja
negeri kami. Peti ini tidak bisa dibuka dengan kunci apapun, dan tidak akan
terbuka oleh sihir dari manapun, bahkan oleh raja negeri Hasburg. Peti
ini hanya bisa dibuka saat terjadi gerhana bulan cincin dengan pedang kebajikan
dari raja negeri Theodor, pedang yang lahir dari spirit penguasa gunung Theodor
Mountain, pedang Exavia. Hanya raja Colomus, Raja negeri Hasburg
yang tahu isi dari peti tersebut, didalamya terdapat nasib dari dunia ini”
Jenderal Alexis Dexanuspun menyerahkan peti itu pada raja Roman Cliff.
Malam
yang ditunggu sang rajapun datang, malam dimana gerhana bulan total akan
terjadi. Kala itu Theodor sedang dalam musim dingin, salju menutupi hampir seluruh wilayah Theodor. Raja
Roman Cliff memanggil seluruh
rakyat Theodor untuk berkumpul. “Malam ini adalah malam yang aku telah
menunggunya berbulan bulan lamanya, saatnya kita akan membuka sebuah peti yang
diberikan raja Colomus dari Hasburg padaku”. Raja Roman Cliff menarik
pedang Exavia dari sarungnya, sinar kemerahanya menyinari Theodor. Exaviapun di
tebaskan sang raja pada peti Kanz Of Xavor. Petipun terbelah jadi dua,
didalamnya ada dua gulungan, raja membuka gulungan yang pertama, yang ternyata
adalah surat dari raja Clolomus, penguasa negeri Hasburg. ..(bersambung
ke chapter berikutnya)