Senin, 21 Desember 2015

Imam Abi hasan as-syadziliy, tulisan Kyai Chokied qosim pengasuh ponpes kampoeng 27 Blora

Lanjutan Postingan dari SISI LAIN PERJALANAN SYECH ABUL HASAN ASSADZILY pada tanggal 3 april 2015...

Tentang nama Syadzili
========================

Kalau dirunut nasab maupun tempat kelahiran syekh agung ini, tidak didapati sebuah nama yang memungkinkan ia dinamakan Syadzali. Dan memang, nama tersebut adalah nama yang dia peroleh dalam perjalanan ruhaniah.

Dalam hal ini Abul Hasan sendiri bercerita : “Ketika saya duduk di hadapan Syekh, di dalam ruang kecil, di sampingku ada anak kecil. Di dalam hatiku terbersit ingin tanya kepada Syekh tentang nama Allah. Akan tetapi, anak kecil tadi mendatangiku dan tangannya memegang kerah bajuku, lalu berkata, “Wahai, Abu al–Hasan, kamu ingin bertanya kepada Syekh tentang nama Allah, padahal sesungguhnya kamu adalah nama yang kamu cari, maksudnya nama Allah telah berada dalam hatimu. Akhirnya Syekh tersenyum dan berkata, “Dia telah menjawab pertanyaanmu”.

Selanjutnya Syekh Abdussalam memerintahkan Abu al-Hasan untuk pergi ke daerah Afriqiyyah tepatnya di daerah bernama Syadzilah, karena Allah akan menyebutnya dengan nama Syadzili –padahal pada waktu itu Abu al-Hasan belum di kenal dengan nama tersebut-.

Sebelum berangkat Abu al-Hasan meminta wasiat kepada Syekh, kemudian dia berkata, “Ingatlah Allah, bersihkan lidah dan hatimu dari segala yang mengotori nama Allah, jagalah anggota badanmu dari maksiat, kerjakanlah amal wajib, maka kamu akan memperoleh derajat kewalian. Ingatlah akan kewajibanmu terhadap Allah, maka kamu akan memperoleh derajat orang yang wara.

Selanjutnya sesuai petunjuk tersebut, Syekh Abu al-Hasan berangkat ke daerah tersebut untuk mengetahui rahasia yang telah dikatakan kepadanya. Dalam perjalanan ruhaniah kali ini dia banyak mendapat cobaan sebagaimana cobaan yang telah dialami oleh para wali-wali pilihan. Akan tetapi dengan cobaan tersebut justru semakin menambah tingkat keimanannya dan hatinya semakin jernih.

Sesampainya di Syadzilah, yaitu daerah dekat Tunis, dia bersama kawan-kawan dan muridnya menuju gua yang berada di Gunung Zaghwan untuk munajat dan beribadah kepada Allah SWT. Selama beribadah di tempat tersebut salah satu muridnya mengetahui bahwa Syekh Abu al-Hasan banyak memiliki keramat dan tingkat ibadahnya sudah mencapai tingkatan yang tinggi.

Pada akhir munajat-nya ada bisikan suara, “ Wahai Abu al-Hasan turunlah dan bergaul-lah bersama orang-orang, maka mereka akan dapat mengambil manfaat darimu, kemudian beliau berkata: “ Ya Allah, mengapa Engkau perintahkan aku untuk bergaul bersama mereka, saya tidak mampu ” kemudian dijawab: “ Sudahlah, " TURUN!!! " kamu akan selamat dari mereka ” kemudian beliau berkata lagi: “ Kalau aku bersama mereka, apakah aku nanti makan dari dirham mereka?, Suara itu kembali menjawab : “BEKERJALAH, AKU MAHA KAYA, kamu akan memperoleh rizik dari usahamu juga dari rizki yang Aku berikan secara gaib..
( maknanya yang menetapkan Maqom adalah Alloh, kita tidak tahu apa yang harus diperbuat, maka jika kita sendiri yang menetapkan maqom kita maka jelas kita akan tertipu ).

Dalam dialog ilahiyah ini, dia bertanya kepada Allah, kenapa dia dinamakan syadzili padahal dia bukan berasal dari syadzilah, kemudian Allah menjawab: “Aku tidak mnyebutmu dengan syadzili akan tetapi kamu adalah syadzdzuli, artinya orang yang mengasingkan untuk ber-khidmat dan mencintaiku”.

Imam Syadzali menyebarkan Tariqah Syadzaliyyah

=========================

Guru Syech Sadzily yang sangat mempengaruhi perjalanan hidupnya, khususnya perjalanan hidup dibidang spiritual yaitu Syech Abdus Salam Bin Masyisy. Gurunya memberikan nasihat, agar Syech Sadzily meninggalakan Fez menuju Tunisia dan tinggal disebuah daerah Syadzily, masih dekat dengan Afrika. Didaerah yang baru ini beliau banyak bertemu dan bertukar fikiran dengan ulama sufi lainya. Diluar dugaan Masyarakat menyambutnya dengan antusias, kemudian Asyadzily pergi ke pegunungan Zaghwan dengan ditemani Abdulloh ibn Salamah Alhabibi dan berkholwat disana...

Setelah berkholwat disana dengan khusu' menjalani latihan spiritual, beliau mendapat Ilham untuk mengajarkan Tasyawuf. Tugas selanjutnya adalah bergaul bersama masyarakat, berbaur dengan kehidupan mereka, membimbing dan menyebarkan ajaran-ajaran Islam dan ketenangan hidup " ( Bagi pelaku Tasyawuf berkumpul dg orang banyak padahal sudah masuk dalam keindahan dan keheningan Kholwat adalah merupakan tugas yang amat berat ) "

Disebutkan dalam Al Hikam..

إدفن وجودك في أرض الخمول, فما نبت مما لم يدفن لا يتم نتاجه...

“Tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan, sebab tiap sesuatu yang tumbuh tetapi tidak ditanam, maka tidak sempurna hasil buahnya.”

Dan Tunis adalah tempat yang dituju wali agung ini. Di Tunis Abul Hasan tinggal di Masjid al-Bilath. Di sekitar tempat tersebut banyak para ulama dan para sufi. Di antara mereka adalah karibnya yang bernama al-Jalil Sayyidi Abu al-Azaim, Syekh Abu al-Hasan al-Shaqli, Abu abdul Aziz Al Paituni, Abu Abdulloh Albikai Al-Khayyath dan Abu Abdillah al-Shabuni dll, dan disana beliau membangun Zawiyah ( Pondok Pesantren Thoriqoh )

Popularitas Syekh Abu al-Hasan semerbak harum di mana-mana. Aromanya sampai terdengar di telinga Qadhi al-Jama’ah Abu al-Qasim bin Barra’. Namun aroma ini perlahan membuatnya sesak dan gerah. Rasa iri dan hasud muncul di dalam hatinya. Dia berusaha memadamkan popularitas sufi agung ini. Dia melaporkan kepada Sultan Abi Zakaria, dengan tuduhan bahwa dia berasal dari golongan Fathimi.
Sultan meresponnya dengan mengadakan pertemuan dan menghadirkan Syekh Abu al-Hasan dan Qadhi Abul Qosim. Hadir di situ juga para pakar fiqh. Pertemuan tersebut untuk menguji seberapa kemampuan Syekh Abu al-Hasan.
Banyak pertanyaan yang dilontarkan demi menjatuhkan dan mempermalukan Abul Hasan di depan umum. Namun, sebagaimana kata-kata mutiara Imam Syafi’I, dalam ujian, orang akan terhina atau bertambah mulia. Dan nyatanya bukan kehinaan yang menimpa wali besar. Kemuliaan, keharuman nama justru semakin semerbak memenuhi berbagai lapisan masyarakat.

Qadhi Abul Qosim menjadi tersentak dan tertunduk malu. Bukan hanya karena jawaban-jawaban as-Syadzili yang tepat dan bisa menepis semua tuduhan, tapi pengakuan Sultan bahwa Syekh Abu al-Hasan adalah termasuk pemuka para wali. Rasa iri dan dengki si Qadhi terhadap Syekh Abu al-Hasan semakin bertambah, kemudian dia berusaha membujuk Sultan dan berkata: “Jika tuan membiarkan dia, maka penduduk Tunis akan menurunkanmu dari singgasana”.
Ada pengakuan kebenaran dalam hati, ada juga kekhawatiran akan lengser dari singgasana. Sultan demi mementingkan urusan pribadi, menyuruh para ulama’ fikih untuk keluar dari balairung dan menahan Syekh Abu al-Hasan untuk dipenjara dalam istana.

Kabar penahanan Syekh Abul Hasan mendorong salah seorang sahabatnya untuk menjenguknya. Dengan penuh rasa prihatin si karib berkata, “Orang-orang membicarakanmu bahwa kamu telah melakukan ini dan itu”. Sahabat tadi menangis di depan Syekh Abu al-Hasan lalu dengan percaya diri dan kemantapan yang tinggi, Syekh tersenyum manis dan berkata, “Demi Allah, andaikata aku tidak menggunakan adab syara’ maka aku akan keluar dari sini –seraya mengisyaratkan dengan jarinya-. Setiap jarinya mengisyaratkan ke dinding maka dinding tersebut langsung terbelah, kemudian Syekh berkata kepadaku: “Ambilkan aku satu teko air, sajadah dan sampaikan salamku kepada kawan-kawan. Katakan kepada mereka bahwa hanya sehari saja kita tidak bertemu dan ketika shalat maghrib nanti kita akan bertemu lagi”...

( Bersambung )....

Insyaalloh edisi selanjutnya perjalan Syech Sadziliy keIskandaria Mesir dan disana beliau berperang melawan penjajah dari Prancis yang akan menakklukan Mesir serta tentara eropa pimpinan Fredrik II yang mau merebut Palestin kembali pasca ditakklukan Sholahudin Alayyubu, serta Syech Abul Hasan menderita kebutaan...

Kampoeng Pitulikur 8 april 2015....

1 komentar:

  1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua,
    Sengaja ingin menulis sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan
    Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar 800juta saya stres hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu dengan ki sholeh pati, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KI SHOLEH PATI kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan penarikan uang gaib 5Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 5M yang saya minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada. Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya sering menyarankan untuk menghubungi KI SHOLEH PATI di 0852-1905-3025 situsnya www.PESUGIHANISLAMI.ye.vc agar di berikan arahan. Toh tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sama baik, jika ingin seperti saya coba hubungi KI SHOLEH PATI pasti akan di bantu


    BalasHapus